Kamis, 31 Januari 2013

Berjilbab Menurut Syari'at Islam


JILBAB MENURUT SYARI'AT ISLAM

 Menutupi seluruh badan
Tidak diberi hiasan-hiasan hingga mengundang pria untuk melihatnya
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman :
Katakanlah (ya Muhammad) kepada wanita-wanita yang beriman: hendaklah mereka menundukkan pandangan mata dan menjaga kemaluan mereka, dan jangan menampakkan perhiasan mereka kecuali apa yang biasa nampak darinya. Hendaklah mereka meletakkan dan menjulurkan kerudung di atas kerah baju mereka (dada-dada mereka)… (An-Nuur: 31)
Tebal tidak tipis
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda :
Akan ada nanti di kalangan akhir umatku para wanita yang berpakaian tapi hakikatnya mereka telanjang…
Kemudian Beliau Shallallahu ‘alaihi wassalambersabda ;
“…laknatlah mereka karena sesungguhnya mereka itu terlaknat”. (HR. Ath Thabrani dalam Al Mu`jamush Shaghir dengan sanad yang shahih sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Albani dalam kitab beliau Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah, hal. 125)
Kata Ibnu Abdil Baar: “Yang dimaksud Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam dalam sabdanya (di atas) adalah para wanita yang mengenakan pakaian dari bahan yang tipis yang menerawangkan bentuk badan dan tidak menutupinya maka wanita seperti ini istilahnya saja mereka berpakaian tapi hakikatnya mereka telanjang”.
Lebar tidak sempit
“Usamah bin Zaid berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam memakaikan aku pakaian Qibthiyah yang tebal yang dihadiahkan oleh Dihyah Al Kalbi kepada beliau maka aku memakaikan pakaian itu kepada istriku. Suatu ketika Beliau Shallallahu ‘alaihi wassalam bertanya: “Mengapa engkau tidak memakai pakaian Qibthiyah itu?” Aku menjawab: “Aku berikan kepada istriku”. Beliau berkata : “Perintahkan istrimu agar ia memakai kain penutup setelah memakai pakaian tersebut karena aku khawatir pakaian itu akan menggambarkan bentuk tubuhnya”. (Diriwayatkan oleh Adl Dliya Al Maqdisi, Ahmad dan Baihaqi dengan sanad hasan, kata Syaikh Al-Albani t dalam Jilbab, hal. 131)
Tidak diberi wangi-wangian
Karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda :
Wanita mana saja yang memakai wangi-wangian lalu ia melewati sekelompok orang agar mereka mencium wanginya maka wanita itu pezina.” (HR. An Nasai, Abu Daud dan lainnya, dengan isnad hasan kata Syaikh Al-Albani dalam Jilbab, hal. 137)
Tidak menyerupai pakaian laki-laki
Abu Hurairah mengatakan: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian laki-laki”. (HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan lainnya. Dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam Jilbab, hal. 141)
Tidak menyerupai pakaian wanita kafir
Karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam dalam banyak sabdanya memerintahkan kita untuk menyelisihi orang-orang kafir dan tidak menyerupai mereka baik dalam hal ibadah, hari raya/perayaan ataupun pakaian khas mereka.
Bukan merupakan pakaian untuk ketenaran, yakni pakaian yang dikenakan dengan tujuan agar terkenal di kalangan manusia, sama saja apakah pakaian itu mahal/ mewah dengan maksud untuk menyombongkan diri di dunia atau pakaian yang jelek yang dikenakan dengan maksud untuk menampakkan kezuhudan dan riya.
Berkata Ibnul Atsir: Pakaian yang dikenakan itu masyhur di kalangan manusia karena warnanya berbeda dengan warna-warna pakaian mereka hingga manusia mengangkat pandangan ke arahnya jadilah orang tadi merasa bangga diri dan sombong. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
Siapa yang memakai pakaian untuk ketenaran di dunia maka Allah akan memakaikannya pakaian kehinaan pada hari kiamat kemudian dinyalakan api padanya”. (HR. Abu Daud, Ibnu Majah dengan isnad hasan kata Syaikh Albani dalam Jilbab, hal. 213)
Demikian kami nukilkan jawaban untuk saudari dari kitab Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah yang ditulis oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani t. Adapun pertanyaan-pertanyaan saudari yang lainnya Insya Allah akan kami jawab dalam rubrik Mutiara Kata pada edisi-edisi mendatang. Wallahu a’lam.

Tips Memilih Jilbab

Memilih jilbab bisa dikatakan penting agar jilbab yang anda pakai selain menutup aurat juga dapat mempercantik penampilan. Jilbab pada dasarnya memang bertujuan untuk menutup aurat dimana hal ini bisa dikatakan merupakan salah satu kewajiban agama yang diperuntukkan bagi wanita muslimah.



Walau pada dasarnya pemilihan bentuk jilbab dan warnanya tidak mempunyai peraturan yang khusus, namun tidak ada salahnya kita memilih jilbab yang sesuai dengan bentuk wajah dan warna kulit kita sehingga dengan memakai jilbab kita dapat mempercantik dan menambah nilai plus bagi penampilan kita.

Dalam menggunakan jilbab, bisa dikatakan mempunyai dua faktor yaitu ketika kita memilih jilbab dan cara menggunakan jilbab. Pada saat ini mikmbong berfokus pada bagaimana cara memilih jilbab yang sesuai dengan bentuk wajah dan warna kulit.

Bentuk Wajah

Dalam memilih jilbab, kita dapat menyesuaikan dengan bentuk wajah kita. Bentuk wajah sendiri pada dasarnya ada yang berbentuk bulat, oval, hati, panjang dan persegi. Mari kita simak cara memilih jilbab sesuai dengan bentuk wajah.
  • Memilih jilbab sesuai bentuk wajah oval : Anda yang memiliki bentuk wajah oval dapat mencoba berbagai jenis dan kreasi gaya dalam jilbab namun Anda tetap perlu memperhatikan padanan warna dan aksesoris agar tidak terlihat berlebihan.
  • Memilih jilbab sesuai bentuk wajah bulat : Anda dapat memilih jilbab yang menggunakan pet atau dalaman dengan bagian depan membentuk seperti topi dimana pet memberi kesan wajah terlihat lebih lonjong.
  • Memilih jilbab sesuai bentuk wajah panjang : Anda dapat memilih jilbab yang bermodel Turkish style dimana model ini menggunakan undercaps yang menyentuh sebagian dahi, sehingga mengurangi kesan panjang pada wajah.
  • Memilih jilbab sesuai bentuk wajah persegi : Anda dapat memilih jilbab berbentuk bulat untuk mengurangi ketegasan garis wajah dan pilihlah warna yang lembut agar garis wajah terlihat lebih anggun dan halus.
  • Memilih jilbab sesuai bentuk wajah hati : Anda dapat memilih jilbab yang bermodel bergo atau gypsy dan sebisa mungkin jangan menggunakan jilbab dengan model layering karena dapat membuat wajah terlihat semakin kecil

Warna Kulit

Dalam memilih jilbab, tidak ada salahnya kita juga mempertimbangkan warna kulit agar jilbab yang kita pakai tidak kelihatan mencolok dan terlihat anggun. Pada dasarnya kebanyakan warna kulit berwarna putih, gelap dan kuning langsat. Mari kita lihat bersama cara memilih jilbab sesuai dengan warna kulit.
  • Memilih jilbab sesuai warna kulit putih : Anda dapat memilih jilbab berwarna gelap dan terang merupakan pilihan yang tepat. Warna kulit yang putih akan terlihat semakin cerah dengan warna hitam, abu-abu, merah, biru dan ungu sedangkan warna muda seperti warna pastel, putih, beidge dan kuning hanya membuat wajah tampak pucat.
  • Memilih jilbab sesuai warna kulit gelap : Anda dapat memilih jilbab berwarna plum, lavender, pastel dan warna-warna netral lain yang dapat membuat kulit Anda tampak lebih cerah dan lembut.
  • Memilih jilbab sesuai warna kulit kuning langsat : Anda dapat memilih jilbab berwarna pink, merah dan biru dan sebisa mungkin menghindari warna bernuansa emas

Jilbab Zaman dulu vs sekarang


vs





Islam adalah agama yang sempurna di muka bumi. Yang diturunkan oleh ALLAH kepada Nabi Muhammad SAW, untuk di ajarkan kepada seluruh umat tentang nilai kebenaran yang dikandung dalam Islam. Kebenaran yang hakiki dan selalu diridhoi ALLAH SWT melalui Al-Qur’an dan sunnah Nabi. Di dalamnya juga terkandung syari’at agama dan petunjuk hidup seluruh umat yang menjadi pegangan para muslim di seluruh penjuru dunia. Islam mengajarkan bagaimana cara melakukan ibadah yang baik. Salah satunya adalah cara berpakaian menurut aturan agama, yakni dengan menutup semua aurat dan tidak memamerkannya di depan umum. Laki-laki batas auratnya adalah dari pusar sampai lutut. Sedangkan perempuan hanya boleh tampak kedua telapak tangan dan wajah. Akan tetapi ada juga yang mengatakan wajah termasuk ke dalam aurat. Berikut ini akan kita bahas mengenai aurat wanita dan makna jilbab.
Para muslimah yang banyak kita jumpai saat ini sangat berbeda dengan muslimah yang ada pada zaman dahulu. Ketika zaman dahulu contohnya saja di era tahun delapan puluhan ke belakang, orang yang mengenakan jilbab sangat dihormati oleh setiap orang. Memiliki banyak ilmu, santun dalam berbicara, sopan dalam bersikap, salalu menahan pandangan dari lawan jenis, dan memiliki aura tersendiri di dalam batin. Namun, jilbab di sini diartikan sebagai kerudung (khimar).
Khimar yang biasa diartikan dalam bahasa indonesia sebagai kerudung yang tidak lebar dan tidak panjang. Ayat Al-Quran memerintahkan untuk memanjangkan kain penutup itu ke bagian dada yang di ambil dari kata juyuub (saku-saku baju) sehingga kalau wanita hanya memakai penutup kepala tanpa memanjangkannya ke bagian dada maka dia tidak  melaksanakan perintah ALLAH SWT. dengan kata lain penutup kepala menurut Al-Qur’an haruslah panjang menutupi dada dan sekitarnya, disamping juga ada baju muslimah yang menutupinya. Seperti firman ALLAH:
Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman:Hendaklah mereka menahan pandangannya,dan memelihara kemaluannya,dan jangan menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak padanya, dan hendaklan mereka menutupkan kain kudung di dadanya..(An Nuur. 31)
Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Ahzab. 59)
Akan tetapi, jika kita mengacu pada Quran dan hadis, maka jilbab yang benar adalah yang menutupi seluruh bagian tubuh seperti Abbayah di Saudi dan Burqa di Afganistan. Dan kerudung adalah kain penutup kepala yang menjulur menutupi dada. Khimar/kerudung yang digunakan haruslah memenuhi aturan sesuai ajaran Islam, yaitu tebal (tidak tipis dan tidak tembus pandang), lebar (menutupi dada), tidak sempit, dan tidak diberi wangi-wangian.
Berbeda dengan khimar (kerudung) yang diartikan oleh para muslimah saat modern ini . Mereka pada umumnya hanya mengartikan sebagai penutup kepala. Bahkan yang lebih ironisnya lagi, sebagian dari kaum hawa tidak menganggap jilbab sebagai sesuatu hal seperti yang dilakukan oleh mayoritas muslimah di era zaman dahulu. Kerudung hanya dipakai sebagai lambang/simbol dari agama yang dianut dan hanya sekedar untuk menutup kepala, bukan dari keyakinan batin memeluk agama Islam. Saat ini, kerudung dimodiskan dengan berbagai macam pernak-pernik mode yang telah hangat dibicarakan di kalangan dunia maya maupun lingkungan fakta. Foto-foto di internet, majalah, bahkan di lingkungan sekitar kita sangat ramai yang mengenakan kerudung yang tidak  menutupi dada. Berbahan tipis, mudah dililit di kepala, serta hanya sebatas untuk membungkus kepala tetapi tidak seperti yang diajarkan agama. Dengan warna yang mencolok, mode kelas atas sehingga banyak wanita yang lebih tertarik dengan hal-hal yang seperti itu tanpa terlebih dahulu mengkaji bagaimana berkerudung yang baik. Sebenarnya mereka tahu berkerudung itu haruslah menutupi dada, tidak sempit, dan tidak diberi wangi-wangian. Akan tetapi lagi-lagi mereka berfikir bahwa hidup kini bukanlah di era zaman dahulu, ini adalah zaman modern. Sebagian wanita juga menganggap jika tidak mengikuti zaman modern maka akan merasa ketinggalan, out mode, dan kampungan. Di samping itu, banyak juga kita jumpai wanita Islam tidak berkhimar dan bebas terbuka di depan umum tanpa berfikir akan azab ALLAH yang pedih. Dengan santai mengumbar-umbar aurat yang seharusnya ditutupi terhadap khalayak ramai. Allah akan dengan tegas melaknat wanita-wanita yang tidak menutup auratnya dengan benar. Seperti sabda Rasulullah SAW.
 “Akan ada nanti di kalangan akhir umatku para wanita yang berpakaian tapi hakikatnya mereka telanjang… Kemudian beliau bersabda ; “…laknatlah mereka karena sesungguhnya mereka itu terlaknat”. (HR. Ath Thabrani dalam Al Mu`jamush Shaghir dengan sanad yang shahih sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Albani dalam kitab beliau Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah, hal. 125)
ALLAH SWT telah menyuruh kaum hawa untuk menutup aurat sebaik mungkin di dalam Al-Qur’an. Tidak ada istilah berat untuk memulainya. Mulai dari saat ini untuk menjadi bidadari yang tak pernah ada di muka bumi ini. Jadilah seperti bidadari yang selalu mengepakkan sayap-sayap keimanan hakiki. Bukan dengan menjadikan khimar (kerudung) hanya sebatas menutup kepala, tapi jadikanlah ia sebagai teman yang selalu menyelimuti dirimu dari perbuatan-perbuatan keji dan rayuan setan. Tak perlu mengartikan hidup ini harus mengikuti zaman. Bahkan terkadang setiap orang lupa akan taktik zaman yang tak lagi damai seperti dahulu. Jangan sampai kita semua selaku generasi akhwat yang taqwa sanggup dibodohi oleh zaman dengan beredarnya bermacam fashion muslimah di seluruh sudut negeri. Filterlah terlebih dahulu mana hal yang baik dan mana hal yang buruk. Begitu dengan berkerudung, Pilihlah kerudung yang memenuhi aturan syar’i. Tidak berbahan tipis, menutup dada, dan disertai dengan pakian muslimah juga. Kita akan merasa “gaul” dengan keimanan yang tumbuh subur di dalam batin.
Maka dari itu perlu kita ketahui bahwa, menjadi seorang muslimah sejati haruslah mengikuti aturan Islam dengan baik seperti yang dianjurkan oleh ALLAH SWT, dan Nabi Muhammad SAW. Seorang muslim yang telah mampu menutup auratnya dengan baik pastilah ia akan selalu dalam lindungan ALLAH SWT. Ia juga selalu tunduk dengan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Janganlah menjadi muslimah yang tidak baik perangainya. Dan jangan pulalah berani untuk membuka aurat kepada selain mahram kita. Hidup itu dan akan lebih indah lagi jika selalu berada pada jalan yang lurus yang disertakan ridho-Nya ALLAH SWT. Tetaplah istiqamah dengan suatu perubahan yang baik, niscaya Sang Khalik akan melipatgandakan pahala setiap umatnya dan terutama untukmu kaum hawa yang dirahmati ALLAH. Berjuanglah selayaknya para syuhada. Semangat dalam bertarung melawan bisikan-bisikan syaithonirrajim. Berjihadlah fi-sabilillah dengan segala amal kebaikan yang ditorehkan. Wanita adaalah perhiasan. Dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita muslimah.

Sejarah Jilbab

Sejarah dunia selalu bertukar sesuai dengan zamannya. pada masa sebelum masehi dikenal beberapa peradaban besar, Yunani kuno, Romawi kuno, Mesir Kuno, peradaban bizantium, babilonia, Andalusia dan lain sebagainya.
Dalam permasalahan adat dan kebiasaan, tentunya masing – masing peradaban memiliki ciri khas masing – masing.  namun satu hal yang menarik perhatian adalah kebiasaan menggunakan kerudung. kebanyakan peradaban yang berkembang di atas adalah negara – negara yang memiliki gurun pasir yang luas. Sehingga tetua – tetua adat menganjurkan untuk menutup bagian – bagian yang harus di lindungi dari pasir bagi wanita.  Lihat
Satu hal yang penting untuk di catat bahwa pemberlakuan penggunaan kerudung kepada bagi wanita adalah untuk melindungi bagian – bagian yang sangat mudah kotor apabila terkena pasir. bagi wanita, bagian – bagian itu meliputi rambut, muka, leher. hanya di bagian atas saja mengingat manusia yang memiliki perdaban tidak mungkin tidak menggunakan pakaian.
kebiasaan yang lahir dari pemberlakuan ini adalah:
  1. membudayanya cadar (digunakan untuk melindungi bagian muka dari pasir)
  2. membudayanya kerudung kepala (jilbab) (digunakan untuk melindungi bagian rambut dari pasir)
jilbab yang dikenakan bagi wanita pada awalnya adalah untuk menjaga rambut wanita terbebas dari kotoran pasir yang sangat sulit di bersihkan. kepala yang sangat banyak terdapat kotoran pasir akan mengakibatkan kesuburan kulit kepada menjadi kurang dan rambut menjadi rontok. selain itu kepala juga sangat rawan terinveksi karena pasir yang kotor.
berawal dari sinilah, setidaknya alasan untuk menggunakan kerudung pada peradaban sebelum masehi bisa di terima dan logis. pasalnya, pada saat itu, rambut yang indah melambangkan keindahan dan kecantikan si pemiliknya. dapat di bayangkan jika rambut itu menjadi kotor dan tidak terawat.
Jilbab dan Islam
Islam dikembangkan oleh Muhammad SAW yang di utus oleh Tuhan (ALLAH SWT). salah satu misi islam yang di kembankan tersebut adalah mengangkat derajat kaum hawa. karena pada zaman itu, wanita hanya menjadi properti bagi masyarakat. salah satu cara untuk mengangkat derajat wanita tersebut adalah dengan diwajibkannya para wanita muslim untuk menggunakan jilbab. kewajiban tersebut terdapat pada al-quran surat al-ahzab ayat 56.
kenapa islam mewajibkan jilbab bagi muslimah?
dalam metode istinbad hukum dalam islam dikenal sebuah istilah ‘Urf . secara bahasa ‘Urf dapat diartikan dengan adat istiadat. artinya, ada adat istiadat yang di jadikan hukum dalam islam  seperti kebiasaan menikah.  maka jilbab pun termasuk kedalamnya. Seperti yang telah di jelaskan di atas, maka islam menginginkan para muslimah terbebas dari kotoran pasir
Makna filosofis pasir
Makna filosofis pasir cukup mendalam. pasalnya pasir cukup halus dan dapat membuat kulit rusak serta kerusakan kulit kepala yang mengakibatkan kerontokan.
Dalam kerangka filosofis, kekotoran pasir dapat dimaknai dengan kekotoran yang diakibatkan oleh suatu hal yang sangat halus dan bahkan hampir tidak nampak. Dalam kerangka filosofis inilah, pengwajiban jilbab dan menutuo aurat bagi muslimah bisa dianggap logis karena dalam pikiran biasa, wanita yang kotor tidak akan menarik perhatian lawan jenis. maka untuk menjaga wanita itu tetap suci dan bersih di dalam islam, diwajibkanlah untuk menutup aurat.
wanita dan jilbab dalam islam
Tidak hanya untuk melindungi wanita dari kekotoran yang nyata, tapi juga dari kekotoran yang tidak nyata, begitulah islam mengangkatkan derajat wanita. wanita sangat dihormati dalam islam. namun sayang, penghormatan yang di berikan oleh islam kepada para wanita, tidak terbalas dengan baik, buktinnya masih banyak wanita muslim yang enggan untuk memakai jilbab. padahal jika di runut lebih lanjut, jilbab hanya untuk dirinya dan bukan untuk siapa – siapa.